Saat ini sudah tidak absurd bagi kita perihal keberadaan toko serba ada atau departement store yang menyediakan banyak sekali macam kebutuhan kita. Apalagi keberadaan mini market ketika ini sudah sangat menjamur dan bertebaran dimana-mana hingga kepelosok desa sekalipun. Namun mungkin masih sedikit yang mengetahui bahwa terdapat toserba paling bau tanah di kota Bandung yang di populer dengan nama De Vries.
De Vries pada awalnya dinamakan Warenhuis de Vries itu merupakan salah satu toko serba ada paling bau tanah yang ada di kota Bandung. Dalam perjalanan sejarahnya, De Vries pernah berfungsi sebagai toko Kelontong, yang menjelma sentra perbelanjaan glamor di kota Bandung di masa lampau kawasan dimana para Preanger-Planters berbelanja di toko tersebut terutama pada setiap tamat pekan. Ketika Indonesia telah merdeka De Vries masih tetap dipakai sebagai toko yang menjual barang menyerupai pakaian dll, sempat pula menjadi rumah makan padang, hingga kesannya terbengkalai selama bertahun-tahun.
Kegiatan perjuangan toko tersebut berkembang pesat sehabis pendirinya meninggal dunia dimana sebagian bangunannya pernah dijadikan toko pakaian “Modelhuis Lafayette” dan Toko Daging, serta distributor penjualan kendaraan beroda empat merek Chevrolet dan Cadillac. Seperti halnya Departement strore ketika ini, De Vries juga menyedian banyak sekali kebutuhan seperti dranken provisien (minuman beralkohol), meubelen (mebeler), porcelen glas (pecah belah), sigaren (cerutu), landbouwbenoodigdheren, import, commionairs venduhouders, export, kuns boek papierhandel dan sebagainya. Ruang lainnya pernah dijadikan Studio Foto Goodland.
Tahun 2005 dibeli oleh Bank NISP-OSBC dan Pertengahan tahun 2010, dilakukan pemugaran dengan arsitek Ir. David Bambang Soediono. Pemugaran ini memakai konsep rekonstruksi semi-restorasi sebab ingin mengembalikan tampilan bangunan pada tahun 1955
Menurut beberapa sumber disebutkan bahwa gedung De Vries ini sekitar tahu 1879 dipakai sebagai kawasan nongkrongnya orang-orang Belanda untuk bersosialisasi dengan perkumpulannya yang disebut Societeit Concordia. Namun pada 1885, perkumpulan tersebut pindah ke seberangnya yang kini menjadi Gedung Merdeka. Lalu, sehabis ditinggalkan, di bukalan Toko yang diberinama De Vries oleh Klaas de Vries pada tahun 1895. Sebenarnya toko pada awalnya tidak terletak di lokasi menyerupai yang sanggup kita temukan sekarang, melainkan di utara alun-alun. Pada tahun 1899, dibangunlah toko tersebut di lokasi kini dengan gaya arsitektur Oud Indisch Stijl (Klasik Indis).
image : wikimapia.org |
Kegiatan perjuangan toko tersebut berkembang pesat sehabis pendirinya meninggal dunia dimana sebagian bangunannya pernah dijadikan toko pakaian “Modelhuis Lafayette” dan Toko Daging, serta distributor penjualan kendaraan beroda empat merek Chevrolet dan Cadillac. Seperti halnya Departement strore ketika ini, De Vries juga menyedian banyak sekali kebutuhan seperti dranken provisien (minuman beralkohol), meubelen (mebeler), porcelen glas (pecah belah), sigaren (cerutu), landbouwbenoodigdheren, import, commionairs venduhouders, export, kuns boek papierhandel dan sebagainya. Ruang lainnya pernah dijadikan Studio Foto Goodland.
Bangunan toko tersebut mengalami beberapa perubahan pada awal kurun ke-20 hingga menjadi bentuk yang sanggup kita lihat ketika ini. Pada tahun 1909 bangunan usang dipugar untuk pertama kali, lalu pada tahun 1920 menurut hasil rancangan arsitek Edward Cuypers Hulswit yang menambahkan lantai bawah tanah.
Tahun 2005 dibeli oleh Bank NISP-OSBC dan Pertengahan tahun 2010, dilakukan pemugaran dengan arsitek Ir. David Bambang Soediono. Pemugaran ini memakai konsep rekonstruksi semi-restorasi sebab ingin mengembalikan tampilan bangunan pada tahun 1955
sumber :
http://www.pikiran-rakyat.com/
http://www.skyscrapercity.com/
0 Response to "De Vries Toko Serba Ada Paling Bau Tanah Di Kota Bandung"