Latest News

Jalan-Jalan Ke Negeri Doraemon


Berkunjung ke negeri sakura Jepang akan memperlihatkan pengalaman layaknya cerita dalam kisah Jalan-jalan Ke Negeri Doraemon
image : historyofmuseum.blogspot.com
Berkunjung ke negeri sakura Jepang akan memperlihatkan pengalaman layaknya cerita dalam kisah Doraemon yang memiliki kantong asing yang sanggup mengeluarkan barang-barang yang memudahkan urusan si Nobita. Kisah tersebut menggambarkan akomodasi hidup di negeri Jepang menyerupai berkunjung ke negeri cerita yang menjadi harapan banyak orang antara lain :

1. Kantor pelayanan publik
Jepang mempunyai kantor kecamatan, kuyakusho, dan kantor kota, shiyakusho, di setiap wilayah. Di sini, semua data penduduk tercatat rapi di kantor kuyakusho masing-masing. Bukan hanya data warga negara melainkan juga data orang asing, semua rincian data tersimpan di sana. Kali pertama tiba ke Jepang, tiap warga pendatang atau orang asing harus mendaftarkan diri ke kuyakusho. Lantas diberikanlah semacam KTP dan asuransi kesehatan (hokken). Ketika pindah rumah (yang berarti pindah alamat), semua warga berkewajiban lapor diri ke kuyakusho untuk mencatatkan alamat gres dan mendapat hokken baru sesuai dengan alamat ketika ini. Di Jepang, berlaku hukum seseorang tidak sanggup bebas mempunyai dan menciptakan KTP di mana-mana. Dengan demikian, ketika ada tagihan atau kelebihan pembayaran di alamat lama, pihak bersangkutan akan menghubungi alamat gres yang tercatat di kuyakusho. Sistem administrasinya sangat rapi menciptakan susah kabur tanpa meninggalkan jejak. Manfaat lain dari sistem kependudukan yang rapi ini yaitu memudahkan urusan pemerintah melaksanakan sensus penduduk. Tidak hanya pemerintah yang dibentuk gampang urusannya, penduduk pun mencicipi banyak kemudahan. Di kuyakusho, tidak pernah terlihat pegawai santai ataupun bergerombol mengobrol. Semua tampak sangat sibuk di depan meja kerja masing-masing yang tanpa sekat sehingga aktivitasnya sanggup dilihat oleh siapapun. Warga yang membutuhkan pelayanan cukup mengantri beberapa ketika dan segera dilayani. Kantor dibuka antara pukul 09.00 hingga 17.00, dan benar-benar sempurna waktu buka dan selesai. Luar biasanya, pada jam istirahat, mereka masih melayani warga. Melihat warga asing yang sama sekali tidak sanggup bahasa Jepang, petugas berusaha menghubungi penerjemah di kuyakusho. Semua petugas ramah dan murah senyum. Dan semua warga mendapat pelayanan prima tanpa diskriminasi, tanpa merasa kesulitan dan usang menanti.

2. Pasar tradisional dan supermarket 
Pasar tradisional di sini sangat higienis tanpa tercium bau-bauan tidak sedap. Setiap kali lapak ditutup, keadaan kembali rapi menyerupai semula dan tidak nampak lagi kalau beberapa waktu sebelumnya yaitu pasar. Para penjual juga memegang prinsip kejujuran. Saat kita akan belanja, akan diberi beberapa alternatif pilihan, lengkap dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya. Pembeli diberi kebebasan menentukan dan tidak akan kecewa dengan hasil belanjanya alasannya semenjak awal si penjual memberi tahu keadaan barang dagangannya. Begitulah keadaan di pasar tradisional. Di supermarket, biasa disebut supa, pembeli menentukan barang belanja sendiri kemudian menuju kasir untuk membayar. Nah, di sinilah keunikannya. Uang kembalian selalu berupa uang tunai berapapun uang yang kita bayarkan kepada kasir. Tidak pernah dijumpai kembalian berupa permen di kasir. Pembeli sanggup membawa kantong belanja sendiri sehingga mereka tidak perlu membayar tambahan. Setiap supa menjual kantong belanja yang sanggup digunakan berulang kali. 

3. Pelayanan toko 
Kalau kita masuk ke sebuah toko, kita akan disambut oleh petugas yang bersahabat. Kita diperbolehkan membuka barang yang akan dibeli, melihat detail, dan menanyakan kualitas. Andaikata karenanya tidak jadi beli, si petugas toko tetap akan mengantar kita keluar tokonya dengan ucapan yang menyenangkan. Meskipun kita tak jadi membeli. Dengan demikian akan ada kesan baik dari konsumen. Di kesempatan selanjutnya, kita tetap nyaman kembali ke toko tersebut.

4. Transportasi 
Ada banyak sekali macam jenis transportasi, di antaranya bus, taksi, kereta, dan subway. Jenis kereta yang menyerupai “pintu ke mana saja” milik Doraemon yaitu shinkansen (kereta cepat). Shinkansen sangatlah efektif dan efisien meskipun harga tiketnya mahal (untuk jarak sekitar 300 km rata-rata 10.000 yen per satu kali jalan). Prinsip kerjanya, bila dalam waktu satu hari kita sanggup mengurus semua pekerjaan yang perlu dilakukan di dua kota berbeda yang masih terjangkau perjalanan shinkansen, artinya harga tiket shinkansen sebanding dengan hal itu. Demikian pula transportasi lainnya, semua sempurna dengan acara masing-masing . Jika ada keterlambatan jadwal, biasanya lebih banyak terjadi alasannya insiden di luar kendali manusia, menyerupai angin ribut salju. Perusahaan kereta pun akan bertanggung jawab kepada para penumpang supaya tidak “terlunta-lunta” di kawasan macet. Jika ada yang naik kereta biasa (kemudian delay) lantas dialihkan naik shinkansen atau dinaikkan taksi hingga ke tujuan, tanpa suplemen biaya. Ketepatan waktu menjadi salah satu ciri khas Jepang. Bahkan untuk taksi pun, selalu dicarikan rute yang paling cepat hingga ke kawasan tujuan. Beberapa sopir yang cukup berpengalaman biasanya menyampaikan hal semacam ini, “Kita lewat jalan sini ya, lebih dekat.” 

5. Sampah 
Pembuangan sampah ada jadwalnya masing-masing. Sampah dipilah dari rumah masing-masing warga; sampah organik dan non organik (plastik, botol, dan kertas). Mobil sampah akan mengambil di setiap wilayah sesuai acara hari. Meski di sepanjang jalan tidak ditemui kotak sampah, ajaibnya tidak ada sampah di sana (meski sekadar sampah bungkus permen). Kita harus siapkan kantong atau tas masing-masing untuk wadah sampah kita, hingga dibawa pulang. Kalaupun ada sampah, biasanya hanya berupa puntung rokok. Inilah yang menjadi bab para volunteer untuk memungut puntung rokok di trotoar dengan memakai capitan. Ada kemungkinan, sang perokok tidak membawa puntung ke rumah, takut saku mereka terbakar. Tapi, sebagian perokok ada juga yang bermurah hati membeli wadah puntung rokok portabel untuk kawasan sampah mereka. 

6. Trotoar dan jalan sepeda 
Pejalan kaki dan pengendara sepeda mempunyai jalan sendiri. Kita sanggup merasa tenang, aman, dan tenteram mengendarai sepeda keliling kota. Lampu kemudian lintas bekerja optimal. Kita sanggup santai menyebrang zebra cross tanpa harus khawatir ada kendaraan beroda empat menyelonong. Semua pengguna jalan tahu hak dan kewajiban masing-masing. Jarang terdengar kendaraan beroda empat maupun motor membunyikan klakson. Ada banyak lansia di jalan, dan mereka sangat beresiko lebih besar bila terdengar bunyi klakson. Udara kota juga bersih. Meski banyak kendaraan dan gedung bertingkat, ruang hijau tetaplah tersedia. Tidak hanya satu taman kota, nyaris di setiap kelurahan ada taman kota untuk warga bercengkerama. Naik sepeda menjadi benar-benar sehat yang sesungguhnya, bebas polusi. 

7. Daiso dan Hyakuen Shop 
Toko sejuta umat, murah meriah. Banyak barang kebutuhan sehari-hari, isi dapur, pernak-pernik, dan barang-barang sejenisnya dijual rata seharga 105 yen. Ada juga yang harganya lebih mahal, tetapi kita sanggup memilihnya. Nyaris semua barang tersedia mulai dari barang-barang hobi berkebun, barang keperluan dapur hingga kamar mandi. Seperti isi kantong Doraemon

8. Fasilitas kesehatan, klinik, dan rumah sakit 
Sebelum ke rumah sakit, kita harus periksa ke klinik dulu. Jika mendapat referensi barulah sanggup pergi ke rumah sakit. Klinik dan rumah sakit di sini tidak menyeramkan, tanpa amis obat. Dokter di klinik kecil pun nyaris semuanya yaitu dokter seorang mahir yang profesional. Penulis jarang melihat praktik dokter umum. Jika pasien perlu dirujuk ke dokter seorang mahir lain, dokter klinik akan menelepon klinik referensi sebelum si pasien datang. Semua dibentuk menurut akad pertemuan, termasuk acara akad selanjutnya. Semua dilayani dengan baik tanpa pembedaan kelas. Seperti sudah disebutkan di atas, hokken (asuransi kesehatan) sangat membantu ketika sakit, dengan membayar 30% dari total biaya. Tentu saja, lebih baik bila kita selalu sehat.

9. Bento 
Sejak Taman Kanak-kanak bawah umur dibiasakan membawa makan bekal makan siang, bento. Anak-anak tidak dibiasakan jajan di luar. Ini salah satu budaya Jepang yang mengakar, ada jam makan siang di sekolah. Makan bento bersama-sama. Bahkan, kebiasaan membawa bento ini terus berlanjut hingga tingkatan para pekerja kantoran yang tidak jarang membawa bento yang dibentuk sendiri di rumah. 

10. Semangat hidup Ganbarimashou! 
Tidak boleh frustasi dari keterpurukan. Hal ini terutama sangat terasa pascagempa dan tsunami Maret 2011. Meskipun krisis tengah melanda seluruh Jepang, mereka tidak banyak mengeluh tetapi terus berusaha memperbaiki keadaan dan perlahan-lahan bangun kembali menyerupai sediakala.


sumber :
majalah1000guru

1 Response to "Jalan-Jalan Ke Negeri Doraemon"

  1. numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus